Rupiah Melemah Tajam di Awal Perdagangan: Tembus Rp 16.635/USD

ihsg-rupiah

NewsMediawana.com - Rupiah Melemah Tajam di Awal Perdagangan: Tembus Rp 16.635/USD Dipicu Sinyal Ekonomi AS dan Spekulasi The Fed

Nilai tukar Rupiah (IDR) kembali menunjukkan tekanan signifikan di pasar valuta asing pada pembukaan perdagangan hari ini. 

Berdasarkan data kurs referensi, Rupiah dibuka melemah tajam, menyentuh level Rp 16.635 per Dolar Amerika Serikat (USD). Pelemahan ini memperpanjang tren depresiasi mata uang domestik yang telah terasa sejak penutupan perdagangan sebelumnya.

Pelemahan Rupiah pagi ini didorong oleh sentimen eksternal yang kuat, terutama terkait dengan kondisi ekonomi di Amerika Serikat (AS) dan spekulasi pasar mengenai kebijakan moneter The Federal Reserve (The Fed).

Sentimen Kuat dari Data Ekonomi AS

Analis pasar modal mencermati bahwa rilis data ekonomi AS yang terbaru memberikan sinyal hawkish (ketat) yang tidak terduga. 

Data ketenagakerjaan dan indeks manufaktur AS yang lebih kuat dari perkiraan sebelumnya telah meningkatkan ekspektasi bahwa The Fed memiliki ruang yang lebih besar untuk mempertahankan suku bunga pada level tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.

Dampak Higher for Longer: Ekspektasi ini mendorong kenaikan imbal hasil obligasi AS (Treasury Yields) dan memperkuat indeks Dolar AS (DXY). 

Ketika Dolar AS menguat, mata uang negara berkembang seperti Rupiah secara otomatis mengalami tekanan jual.

Spekulasi Kebijakan The Fed

Meskipun pasar sebelumnya sempat diwarnai optimisme mengenai potensi pemangkasan suku bunga oleh The Fed di awal tahun depan, sinyal data ekonomi terbaru telah meredam harapan tersebut.

Spekulasi yang berkembang kini adalah The Fed mungkin akan menunda jadwal pemangkasan suku bunga, atau bahkan memangkasnya dengan laju yang lebih lambat dari yang diharapkan. 

Hal ini membuat investor global kembali mengalihkan modalnya ke aset-aset berdenominasi Dolar AS yang dianggap lebih aman dan memberikan return yang lebih tinggi.

Langkah Intervensi dan Proyeksi Bank Indonesia

Bank Indonesia (BI) diyakini terus memantau pergerakan pasar dan siap melakukan intervensi ganda (melalui pasar spot dan Domestic Non-Deliverable Forward / DNDF) untuk meredam volatilitas berlebihan dan menjaga stabilitas nilai tukar.

Kepala Ekonom dari lembaga riset terkemuka memperkirakan bahwa selama sentimen global masih didominasi oleh kekhawatiran inflasi AS dan ketidakpastian kebijakan The Fed, Rupiah akan rentan bergerak di kisaran Rp 16.600 – Rp 16.750 per USD dalam jangka pendek. 

Pasar domestik kini menanti rilis data inflasi dan keputusan suku bunga BI berikutnya sebagai penyeimbang sentimen eksternal.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال