Tangsel - Siang tadi,
di tengah kesibukan kampus Universitas Pamulang, tim kami secara kebetulan
bertemu Nurul Lita Sari, S.Pd., M.H.—dosen inspiratif Fakultas Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) yang kini mengajar Mata Kuliah Pendidikan
Pancasila Semester 1. Dengan murah hati, Ibu Nurul membagikan jurnal brilian
dari delapan kelompok mahasiswa, mengupas isu panas terkini: longsor dahsyat
Sumatera yang telan ratusan nyawa, pelecehan pengungsi banjir Aceh Tamiang,
bullying MPLS, hingga kontroversi politik bencana. Meski masih ada catatan
perbaikan, inisiatif ini jadi gebrakan monumental bagi Unpam PPKn—mengubah
mahasiswa dari hafal hafalan jadi analis krisis nasional yang siap action!
Bom
Waktu Sumatera: 836 Jiwa Raib, Sawit Liar Picu Krisis Bangsa—Pancasila
Solusinya!
Predator
Banjir Aceh: Truk Sopir S Serang Mahasiswi Rentan—Massa Amuk, Pancasila Redam!
Kelompok 2 (Mismayati Adelia Agustin cs.) gali luka: Pengungsi mahasiswi naik
truk lewati banjir, turun trauma pelecehan. Massa gila serbu pelaku S sebelum
polisi tahan. Sila 2 remuk: Eksploitasi darurat hina kemanusiaan. Sila 5
timpang: Main hakim sendiri rusak hukum. Solusi pintar: Posko wanita aman GPS,
bot WA darurat, patroli RT-polisi 24 jam. Banjir fisik surut—banjir moral
Pancasila bendung!
Sumatera Lenyap: Desa Jadi Danau Maut, Gotong Royong Uji Sila 2-5!
Kelompok 3 (Az-Zahro Rafiatul Qudsy dkk.) lukis neraka: Ratusan desa hilang
tertimbun, infrastruktur hancur. Sila 2 depan: Evakuasi gotong royong
selamatkan nyawa. Sila 3 kuat: Relawan lintas pulau. Solusi cerdas: Peta
digital relokasi, forum virtual bantuan adil, voucher petani cepat cair.
"Longsor tanah sementara—longsor persatuan abadi tanpa sila
Pancasila!"
Kelompok 4 (Abel Fabian cs.) bongkar tabu: MPLS berubah neraka bullying,
remukkan martabat siswa baru. Sila 2 pusat: Awasi empati, pulihkan korban.
Imbas sila 3-5: cegah retak kelas, musyawarah OSIS. Solusi sekolah masa kini:
Laporan anonim app, VR empati wajib, sanksi komunal. Sekolah lahirkan
pemimpin—jangan monster bullying!
Zulhas
Angkat Beras Viral: Longsor Sumatera Balas Dendam Hutan Rampas 1,6 Juta Ha!
Kelompok 5 (Arifa Rahmatiah dkk.) kontroversial: 631 tewas akarnya eksploitasi
era Zulkifli Hasan. Video sembako dicap pencitraan. Sila 2 tuntut: Audit lahan
paksa, tanam ulang 2x lipat. Solusi tajam: Dashboard live bantuan, sanksi
politik bencana, warga veto hutan. Empati asli, bukan kamera—Pancasila
ukur hati pejabat!
Kelompok 6 (Dinda Dwi Amalia cs.) tuding tajam: Banjir buatan manusia—hutan
jadi tambang, habitat gajah hilang. Sila 1 hina: Rusak ciptaan Tuhan. Sila 5
zalim: Bos kaya, rakyat miskin. Solusi hijau: Pajak sawit ekologis, rebo wajib
1:10, adat tolak proyek. Alam balas dendam—Pancasila selamatkan atau
tenggelam!
Kelompok 7 (Steven Frans Sugiri versi duo) zoom detail: Sopir S eksploitasi
banjir, warga amuk viral. Kelima sila jawab: Doa redam emosi (sila 1), polisi
adil dua sisi (sila 2). Solusi darurat: Drone gender patrol, kyai mediasi,
healing keluarga. Amukan banjir jangan banjiri hukum—Pancasila jalan
tengah!
Kelompok 8 polesan elite: Kasus jadi bahan PPKn—UU TPKS hukum pelaku, gotong
royong jaga sila 3. Solusi guru: Debat video viral, roleplay musyawarah, kolab
polisi kelas. Anak SMP paham Pancasila = generasi anti-krisis! (AM2GA)
