Kabupaten Serang — Kamis, 18 Desember 2025, KRISIS KEMANUSIAAN: Amarah di Balik Rendaman Air Tahunan
Kesabaran ribuan warga di Kecamatan Padarincang dan Cinangka akhirnya mencapai titik nadir. Memasuki pertengahan Desember 2025, banjir bah tak kunjung menunjukkan tanda-tanda surut, justru menyisakan duka mendalam bagi warga Desa Citasuk hingga Kampung Sukamaju. Di tengah jeritan warga yang kehilangan harta benda, sebuah pertanyaan besar menyeruak: Di mana keberadaan Bupati Serang?
Hingga Kamis (18/12), sosok orang nomor satu di Kabupaten Serang tersebut dikabarkan belum juga menampakkan batang hidungnya di lokasi bencana. Absennya pemimpin daerah di tengah penderitaan rakyat ini memicu sentimen negatif; warga merasa "dianak-tirikan" dan dibiarkan berjuang sendirian melawan arus air yang kian ganas.
Janji Infrastruktur yang 'Mati Suri'
Samsul Nurfidin, perwakilan warga Kampung Sukamaju, mengungkapkan bahwa bencana di penghujung tahun 2025 ini adalah potret kegagalan sistematis Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang dalam memitigasi bencana. Ia menegaskan, usulan pembangunan tembok penahan tanah (TPT) atau tanggul setinggi 1 meter yang telah diajukan bertahun-tahun hanyalah berakhir di tumpukan berkas.
“Kami sudah lelah bersuara. Aspirasi soal tanggul untuk melindungi pemukiman dan sawah kami nol realisasi. Akibatnya, setiap tahun kami hanya bisa menangis melihat rumah terendam,” ujar Samsul dengan suara bergetar menahan amarah, Kamis (18/12).
Kondisi diperparah dengan buruknya pemeliharaan drainase dan sumbatan aliran air akibat pohon tumbang di wilayah Citasuk yang tidak pernah tertangani secara tuntas. Warga mendesak Bupati untuk tidak hanya "bermain" di balik laporan administratif, tetapi berani menginjakkan kaki di lumpur bencana.
SOLUSI TEPAT GUNA & ANALISIS REDAKSI:
Kejadian berulang ini membuktikan bahwa penanganan banjir di Serang hanya bersifat reaktif, bukan preventif. Redaksi merumuskan tiga solusi darurat yang harus diambil Pemkab Serang:
Eksekusi Proyek Tanggul 'Fast-Track': Bupati harus mengalihkan pos anggaran darurat untuk segera merealisasikan pembangunan tanggul 1 meter di titik-titik krusial Padarincang-Cinangka tanpa menunggu siklus anggaran reguler 2026.
Audit dan Normalisasi Aliran Sungai Secara Total: Masalah pohon tumbang dan sedimentasi di Citasuk menunjukkan lemahnya pengawasan. Diperlukan normalisasi sungai dan pembersihan drainase secara masif sebelum puncak hujan Januari melanda.
Kepemimpinan Berbasis Kehadiran (Presence Leadership): Kehadiran Bupati di lapangan bukan sekadar seremonial, melainkan fungsi kontrol terhadap distribusi bantuan dan pemetaan solusi teknis langsung dengan pakar hidrologi di titik koordinat bencana.
Saat ini, langit Padarincang masih tampak mendung pekat. Tanpa langkah nyata dari Pemkab Serang, ribuan warga Sukamaju dipastikan akan melewati malam-malam panjang dalam kecemasan, menunggu janji manis yang tak kunjung menjadi beton tanggul yang kokoh. (AM2GA)
