
Kurikulum baru yang telah diujicobakan di sekolah-sekolah penggerak akan diperluas implementasinya secara bertahap ke seluruh jenjang pendidikan mulai tahun ajaran depan.
Langkah ini menegaskan komitmen pemerintah dalam menciptakan sistem pendidikan yang lebih relevan dan adaptif terhadap tantangan abad ke-21, dengan fokus utama pada penguatan karakter dan pengembangan kompetensi dasar siswa.
Fokus Utama Kurikulum Baru
Menteri Pendidikan, Bapak Dr. Bima Sakti, menyatakan bahwa kurikulum ini dirancang untuk lebih fleksibel dan tidak terlalu padat materi, sehingga guru memiliki ruang lebih besar untuk mendalami materi esensial dan mengembangkan metode pembelajaran inovatif.
"Tujuan kita jelas. Kurikulum ini harus mampu mencetak lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter Pancasila yang kuat, serta kompetensi dasar yang dibutuhkan dunia kerja dan kehidupan bermasyarakat," ujar Bapak Bima dalam konferensi pers virtual.
Tiga Pilar Penguatan:
Penguatan Karakter: Melalui proyek penguatan profil pelajar Pancasila (P5), siswa didorong untuk terlibat dalam kegiatan berbasis proyek yang memupuk nilai-nilai seperti gotong royong, kreativitas, dan nalar kritis.
Kompetensi Dasar: Kurikulum lebih memfokuskan pada penguasaan literasi (kemampuan membaca dan memahami) dan numerasi (kemampuan matematika dasar) sebagai fondasi utama pembelajaran.
Fleksibilitas: Sekolah dan guru diberikan otonomi lebih besar untuk menyesuaikan konten dan alur pembelajaran sesuai dengan konteks lokal dan kebutuhan siswa mereka masing-masing.
Implementasi Bertahap Menuju Mandiri
Perluasan implementasi ini akan dilakukan secara bertahap, memberikan kesempatan bagi sekolah untuk mempersiapkan diri secara optimal. Sekolah akan memiliki opsi untuk memilih tingkat kemandirian dalam menerapkan kurikulum ini:
- Mandiri Belajar: Hanya menggunakan kurikulum baru pada elemen tertentu.
- Mandiri Berubah: Menerapkan kurikulum baru secara lebih menyeluruh.
- Mandiri Berbagi: Menerapkan sepenuhnya dan siap menjadi rujukan bagi sekolah lain.
Kemendikbudristek juga memastikan bahwa program pelatihan dan pendampingan untuk guru dan kepala sekolah akan terus digencarkan untuk menjamin kualitas implementasi di lapangan.
Harapan Masa Depan Pendidikan
Dengan semangat transformasi ini, diharapkan pendidikan Indonesia tidak lagi fokus pada output hafalan, melainkan pada pengembangan soft skills dan hard skills yang terintegrasi.
Para orang tua dan pemangku kepentingan diimbau untuk mendukung proses perubahan ini, karena keberhasilan kurikulum baru sangat bergantung pada sinergi antara sekolah, siswa, dan keluarga.