Tangsel - Dalam upaya ambisius untuk mengatasi arus lalu lintas yang semakin padat di Kota Tangerang Selatan, Dinas Perhubungan (Dishub) setempat telah memulai uji coba aktivasi lampu lalu lintas di Simpang Duren, yang terletak di Kelurahan Sawah, Kecamatan Ciputat. Langkah ini, yang dimulai pada Rabu, 12 November 2025, bukan sekadar instalasi teknis, melainkan sebuah revolusi kecil dalam manajemen lalu lintas yang diharapkan dapat mengubah wajah jalan-jalan utama seperti Jalan Merpati Raya, Jalan Menjangan Raya, Jalan Ki Hajar Dewantara, dan Jalan Cendrawasih Raya.
Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Kota Tangsel, Martha Lena, dengan nada optimis namun realistis, menjelaskan bahwa uji coba ini melibatkan dua skema utama: empat fase—yang mengatur periode waktu lalu lintas dengan lebih kompleks—dan tiga fase yang lebih sederhana namun efektif. "Dari pengalaman awal, skema tiga fase terbukti lebih unggul dalam mengatur aliran kendaraan," ujar Martha saat ditemui di lokasi, di tengah hiruk-pikuk kendaraan yang berhenti dan berjalan. "Total waktu siklusnya mencapai 155 detik, di mana arah barat-timur dari Cendrawasih dan Dewantara diatur bersamaan, menciptakan harmoni yang langka di simpang ini."
Martha menekankan bahwa aktivasi lampu lalu lintas ini adalah respons langsung terhadap keluhan masyarakat tentang kemacetan kronis yang sering menyebabkan frustrasi dan risiko kecelakaan. Namun, seperti yang diakuinya, hari pertama uji coba ini tidaklah mulus—kepadatan arus lalu lintas dan antrean panjang masih terlihat jelas, karena warga belum sepenuhnya terbiasa dengan sinyal baru yang berkedip-kedip. "Ini seperti mengajari anak kecil bersepeda: awalnya goyang, tapi dengan latihan, mereka akan melaju lancar," kata Martha, sambil tersenyum. Ia berharap, dalam 1-2 minggu ke depan, efektivitasnya akan meningkat drastis, mengurangi waktu tempuh dan emisi karbon yang merugikan lingkungan.
Lebih dalam, Martha mengungkapkan akar masalah: kondisi geometrik simpang yang tidak optimal dan jalan yang sempit, yang membuat aliran kendaraan seperti sungai yang tersumbat. "Untuk jangka pendek, kami fokus pada aktivasi ini. Tapi jangka panjang? Kami akan berkoordinasi intens dengan Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi (DSDABMBK) untuk perbaikan struktural, mungkin dengan pelebaran atau redesign yang lebih manusiawi," jelasnya. Ini bukan sekadar perbaikan teknis, melainkan investasi untuk masa depan kota yang lebih aman dan efisien.
Martha pun mengimbau masyarakat untuk bersabar dan mulai beradaptasi dengan disiplin tinggi. "Keselamatan nyawa bukanlah permainan—taati lampu merah ini, atau risiko tabrakan bisa menghancurkan keluarga," tegasnya dengan nada mendesak. Ia menyerukan peran aktif semua pihak, termasuk media, untuk mensosialisasikan pentingnya tertib berlalu lintas. "Bayangkan jika setiap pengendara seperti prajurit yang patuh perintah: kemacetan akan sirna, dan Tangsel akan menjadi contoh nasional," pungkasnya.
Dengan uji coba ini, Dishub Tangsel tidak hanya menantang status quo lalu lintas, tetapi juga mengundang warga untuk bersama-sama membangun budaya keselamatan. (AM2GA)
