TPA Cipeucang Bangun Pencacah Sampah Baru: Solusi Telat atau Drama Politik? Sampah Busuk Masih Banjiri Jalan!

 


Warga Cipeucang Nyinyir Mesin Pencacah 'Baru': Kemana Saja Hilang Sejak Era Bu Airin? TPA Tutup, Lahar Mengancam!

Tangsel - Kemarau solusi sampah di Pinggir Jalan Cipeucang, Tangsel, kian membara viral lagi. TPA yang ditutup akibat polemik lahar panas dengan warga sekitar—masalah tak kunjung usai sejak bertahun-tahun—kini berembus kabar operasional mesin pencacah sampah baru mulai 2026. Tapi warga geleng-geleng kepala: Lucu banget, kemarin kemana aja? Sampah busuk numpuk di pinggir jalan, bau menyengat, banjir plastik, sekarang baru bangun? sindir aktivis lingkungan lokal yang ikut ramai di medsos.

Mengutip kabar6.com, rencana megah ini janji revolusi pengolahan sampah organik jadi kompos. Tapi realita di lapangan jauh dari harapan. Sejak Walikota Airin D. Rachman beli mesin pencacah canggih bertahun lalu untuk redam penumpukan TPA, alat itu kini jadi tontonan rongsok berkarat. Mesin miliaran itu mati kutu! Era sekarang malah diam saja, padahal warga menderita lahar dan bau TPA setiap hari, geram Ibu Sari, warga terdampak yang rumahnya hanya 500 meter dari lokasi.

Pantauan tim di pinggir jalan utama Cipeucang gambarkan neraka sampah: gunungan karung plastik, sisa makanan busuk memicu lalat ganas, dan truk DLH overload karena TPA mati suri. Anak-anak main di dekat tumpukan berbahaya, pedagang kaki lima tutup usaha gara-gara bau, sementara lahar vulkanik dari proyek reklamasi makin memanas—warga tuntut relokasi tapi nol respons. "Ini bukan solusi, ini lelucon! Viral kemarin tutup TPA, viral lagi buka pencacah. Warga miskin mana suaranya?" tanya Pak Joko, koordinator Forum Warga Anti-Lahar.

Bikin panas telinga, warga kutip podcast legendaris Pak Ahok: Orang miskin jangan melawan orang kaya, orang kaya jangan melawan pengusaha, pengusaha jangan melawan pemerintah. Apakah mantra ini jadi pegangan Pemda Tangsel sekarang? Warga bilang iya—pengusaha proyek lahar aman, pemerintah tutup mata, rakyat kecil yang gigit jari.

Solusi Radikal Biar Sampah Tak Viral Lagi:

·  Hidupkan Kembali Mesin Era Airin Segera: Audit DLH hari ini juga, servis rongsok jadi aktif dalam 2 minggu. Alokasikan APBD 2026 khusus maintenance, bukan beli baru doang.

·    Razia Pinggir Jalan Brutal: Satpol PP dan DLH sweeping harian, denda pedagang liar Rp5 juta per ton sampah. Bangun TPS3R darurat di 5 titik Cipeucang pakai dana desa.

· Mediasi Lahar Paksa: Camat dan Walikota sidak tripartit minggu ini—warga vs pengusaha vs pemda. Jika macet, libatkan Kementerian LHK untuk cabut izin TPA permanen.

·Digitalisasi Anti-Busuk: Aplikasi "Tangsel Bersih" untuk lapor sampah real-time, reward warga pilah sampah via poin tukar kompos. Pasang 20 CCTV sampah di hotspot viral.

·  Pendidikan Massal Anti-Rongsok: Kampanye sekolah dan masjid: "Sampahmu, Tanggung Jawabmu!" Target nol tumpukan pinggir jalan dalam 3 bulan.

Pemda Tangsel di ujung tanduk: operasional pencacah 2026 terlambat, tapi momentum viral ini peluang emas. (AM2GA)

 


Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال