Sampah Menumpuk di Pasar Ciputat, Warga dan Pedagang Tuntut Tata Kelola Bersih dan Transparan

 


Tangsel - Tumpukan sampah yang tidak terangkut selama tiga hari membuat Pasar Ciputat kembali menjadi sorotan masyarakat. Bau menyengat menyebar dari lorong-lorong dalam gedung hingga ke area sekitar, mengganggu aktivitas jual beli sekaligus menimbulkan kekhawatiran ancaman kesehatan lingkungan.

Pantauan pada Senin (8/12/2025) menunjukkan sampah menumpuk di hampir seluruh sudut pasar, termasuk area dalam yang biasanya menjadi pusat transaksi ribuan pedagang. Lalat berkeliaran di sekitar bahan pangan, sementara genangan air bercampur limbah memperparah keadaan. Para pedagang terpaksa menutup sebagian lapak demi menghindari risiko kontaminasi makanan.

Sementara itu, Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) Pasar Cantik Ciputat tampak tertutup rapat dengan pagar seng, sehingga tidak bisa diakses sebagai titik penampungan sampah sementara. Penutupan ini meninggalkan pertanyaan besar tanpa kejelasan dari pihak berwenang, menimbulkan dugaan adanya masalah tersembunyi dalam pengelolaan sampah pasar terbesar di kawasan Tangerang Selatan tersebut.

Pedagang mengeluhkan sikap pasrah karena sudah membayar retribusi sampah sebesar Rp 25.000 per gerobak—biasanya mencapai tiga gerobak per hari—namun sampah justru tidak diangkut. Kami bayar tapi sampah tetap menumpuk. Ini sangat merugikan kami, kata Ibu Sri, pedagang kopi dan plastik.

Kondisi ini juga membuat pembeli enggan berlama-lama. Sejumlah pelanggan mempercepat transaksi, sementara sebagian lainnya memilih batal berbelanja. Seorang ibu rumah tangga yang rutin datang berkata, Pasar harusnya dikelola secara profesional, bukan begini.

Rahmat, seorang pengamat sosial, menyoroti penutupan TPS3R sebagai contoh lemahnya koordinasi antarinstansi terkait. Menurutnya, pengelolaan kebersihan pasar harus berjalan tanpa jeda, mengingat berkaitan langsung dengan kesehatan publik.

Jika TPS3R ditutup, harusnya ada penjelasan jelas soal anggaran atau masalah operasional. Jangan sampai ada yang disembunyikan, tegasnya.

Gerakan Cinta Pasar (GCP) Tangsel mendesak Pemerintah Kota Tangsel untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pengelolaan Pasar Ciputat. Mulai dari pengawasan kebersihan, mekanisme penarikan retribusi, hingga transparansi penggunaan anggaran. Mereka menilai reformasi struktural jauh lebih penting daripada solusi cepat yang bersifat temporer.

Persoalan ini bukan barang baru. Daeng, anggota GCP, menambahkan bahwa Pasar Ciputat, meskipun disebut Gedung Megah Ciputat, telah lama bermasalah. Penataan pedagang tidak efektif, relokasi tidak merata, parkir semrawut, dan kebersihan yang tak kunjung membaik, ujarnya dengan nada kritis.

Para pedagang berharap pemerintah turun tangan sebelum kondisi semakin parah. Mereka mengingatkan, keterlambatan pengangkutan sampah selama beberapa hari sudah cukup mengungkap kelemahan sistem pengelolaan.

Jangan tunggu warga sakit dulu baru sibuk, pesan seorang pedagang.

Permasalahan Sampah di Tangerang Selatan dan Sekitarnya


Di lokasi lain, kondisi serupa juga terjadi di kawasan Pondok Benda, tepatnya Jl. Pinus 2 RT 06/RW 05 dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang. Survei dan wawancara menunjukkan persoalan sampah di Tangerang Selatan, Kota Tangerang, hingga Kabupaten Tangerang sejatinya belum menemukan solusi tuntas.

Di TPA, pemulung hanya mengambil sampah bernilai jual, sementara sisa sampah dibiarkan menumpuk, menjadi sumber masalah seperti lalat dan lumut. Kondisi ini memicu banjir saat musim hujan akibat saluran tersumbat sampah, yang mendapat reaksi pedas dari masyarakat.

Kesadaran bersama menjadi kunci. Bila pemerintah dan dinas terkait berupaya maksimal tetapi masyarakat tidak mendukung pengelolaan sampah, maka masalah akan terus berlanjut tanpa solusi hakiki.

Solusi yang Bisa Diterapkan:

1.      Transparansi dan Akuntabilitas

Pemerintah harus memberikan penjelasan terbuka terkait penutupan TPS3R dan memastikan penggunaan anggaran sampah dapat dipertanggungjawabkan.

2.      Penguatan Koordinasi Antar Instansi

Membangun sinergi yang kuat antara pengelola pasar, Dinas Kebersihan, dan unit pengelolaan sampah untuk menjaga kelancaran pengangkutan dan pengolahan sampah.

3.      Pemberdayaan Masyarakat

Melibatkan warga dan pedagang melalui edukasi pengelolaan sampah serta kampanye sadar lingkungan untuk mendukung kebersihan pasar dan wilayah sekitarnya.

4.      Optimalisasi TPA

Menata ulang sistem pengelolaan sampah di TPA Cipeucang agar tidak menjadi sumber masalah baru, serta mengawasi pemulung agar tidak menimbun sampah berbahaya.

Kasus penumpukan sampah di Pasar Ciputat dan wilayah sekitarnya mencerminkan tantangan besar pengelolaan limbah di Tangerang Raya. Penanganan menyeluruh dan kolaboratif antara pemerintah, pelaku usaha, hingga masyarakat menjadi keharusan mutlak demi menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. (AM2GA)

 


Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال