Tangsel - Di tengah dinamika sosial yang kian kompleks, profesionalisme pers kembali ditantang untuk tidak sekadar menjadi penyampai informasi, melainkan menjadi saksi atas denyut kemanusiaan. Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, melalui Panitia Anugerah Jurnalistik PWI (AJP) 2025, secara resmi membuka ruang kontemplasi bagi jurnalis seluruh tanah air melalui perhelatan akbar penghargaan jurnalistik bertajuk pengabdian Polri.
Tak tanggung-tanggung, total apresiasi senilai Rp300 juta telah disiapkan. Namun, angka ini bukan sekadar hadiah; ia adalah simbol penghormatan bagi karya-karya yang mampu menangkap esensi tugas kepolisian dalam spektrum yang lebih luas, terutama dalam misi kemanusiaan di wilayah-wilayah penyintas bencana.
Pendekatan Empatik: Menolak Eksploitasi, Mengangkat Realitas Ketua Panitia AJP Award 2025, Eddy Iriawan, menegaskan bahwa fokus khusus diberikan pada narasi pemulihan di wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Dengan pendekatan yang sangat empatik, panitia telah menjalin komunikasi intensif dengan pengurus PWI di tiga provinsi tersebut untuk mendorong lahirnya karya yang berpihak pada kebutuhan warga terdampak.
"Kami hadir bukan untuk menjadikan bencana sebagai objek lomba. Sebaliknya, AJP 2025 adalah wadah untuk merekam jejak-jejak pengabdian anggota Polri yang bekerja dalam senyap di lapangan," ungkap Eddy Iriawan dalam rapat koordinasi di Jakarta, Sabtu (20/12/2025).
Solusi Jurnalistik: Menulis dari Dua Sisi Salah satu poin krusial dalam AJP 2025 adalah tawaran solusi atas polarisasi informasi. Melalui ajang ini, PWI mendorong wartawan untuk menulis Polri dari dua sisi yang jujur: menyuarakan wajah pengabdian yang humanis, namun tetap memiliki keberanian moral untuk mengkritisi praktik-praktik yang menyimpang.
“Inilah solusi bagi kepercayaan publik. Kita butuh jurnalisme yang mampu memotret pengorbanan anggota Polri yang tak tampak di layar berita, sekaligus dengan tegas mengoreksi penyimpangan demi institusi yang lebih transparan, berintegritas, dan presisi,” tambah Eddy.
Struktur Apresiasi dan Kategori Lomba AJP 2025 menyasar keberagaman media melalui enam kategori kompetisi yang mencakup seluruh lini industri pers modern:
| Kategori Kompetisi | Juara I | Juara II | Juara III | 2 Nomine |
| Karya Tulis Cetak | Rp20 Juta | Rp15 Juta | Rp10 Juta | @Rp2,5 Juta |
| Karya Tulis Siber | Rp20 Juta | Rp15 Juta | Rp10 Juta | @Rp2,5 Juta |
| Video Televisi | Rp20 Juta | Rp15 Juta | Rp10 Juta | @Rp2,5 Juta |
| Foto Jurnalistik | Rp20 Juta | Rp15 Juta | Rp10 Juta | @Rp2,5 Juta |
| Info Grafis | Rp20 Juta | Rp15 Juta | Rp10 Juta | @Rp2,5 Juta |
| Media Sosial (Pers) | Rp20 Juta | Rp15 Juta | Rp10 Juta | @Rp2,5 Juta |
Menuju Puncak Hari Pers Nasional 2026 Panel juri yang terdiri dari tokoh-tokoh kredibel seperti Eddy Hasibuan (Dewan Pakar), Eddy Iriawan, Aiman Witjaksono, dan Musrifah, akan mulai bekerja maraton melakukan sidang dewan juri pada pertengahan Januari 2026. Seluruh karya jurnalis tanah air ditunggu hingga batas akhir pengumpulan pada 10 Januari 2026.
Pesta intelektualitas jurnalis ini akan mencapai puncaknya pada perayaan Hari Pers Nasional (HPN) 2026 di Serang, Banten, pada 9 Februari mendatang. Sebuah momentum di mana pena jurnalis dan dedikasi Polri bertemu dalam satu panggung kehormatan.
Informasi lebih lanjut mengenai detail teknis dan mekanisme pendaftaran dapat diakses secara transparan melalui akun Instagram resmi @anugerah_jurnalistik.pwi. (AM2GA)
