Tangsel – Memasuki pengujung
tahun 2025, tantangan zaman yang kian dinamis menuntut sosok Ibu untuk tidak
sekadar menjadi pendamping, melainkan dirigen utama dalam harmoni keluarga. Di
tengah derasnya arus informasi dan pergeseran nilai sosial, peran Ibu kini dipandang
sebagai jangkar moral yang menjaga kedaulatan mental generasi masa depan.

Dalam momentum reflektif ini,
Ketua Aisyiyah Kota Tangerang
Selatan, Dr. Misdayati, S.Pd., M.Pd., memberikan pesan mendalam sekaligus
apresiasi setinggi-tingginya bagi seluruh perempuan. Beliau secara resmi
menyampaikan: "Selamat Hari
Ibu Tahun 2025" kepada seluruh pejuang keluarga, khususnya di wilayah
Tangerang Selatan.
Solusi Ketahanan Keluarga di Era Modern Namun, Dr.
Misdayati menegaskan bahwa apresiasi terhadap Ibu tidak boleh berhenti pada
seremoni bunga dan ucapan semata. Beliau menyoroti fenomena kelelahan
mental yang kerap menghantui Ibu modern yang berjuang menyeimbangkan
peran domestik dan kontribusi sosial.
Sebagai solusi, Dr.
Misdayati mendorong penguatan konsep Family Resilience atau ketahanan keluarga yang
berbasis pada literasi spiritual dan digital. Menurutnya, Ibu di tahun 2025
harus menjadi sosok yang cerdas teknologi namun tetap kokoh dalam nilai-nilai
tauhid.
"Ibu adalah madrasah
pertama dan utama. Namun, madrasah tersebut membutuhkan sistem pendukung
(support system) yang kuat dari lingkungan, suami, dan kebijakan publik yang
berpihak pada kesejahteraan perempuan," ujar akademisi sekaligus tokoh organisasi
perempuan ini.
Bukan Sekadar Perayaan, Tapi Pergerakan Bagi Aisyiyah
Kota Tangerang Selatan, Hari Ibu adalah panggilan untuk kembali memperkuat
peran perempuan dalam ruang-ruang strategis. Dr. Misdayati memandang bahwa
keberhasilan sebuah kota seperti Tangerang Selatan tidak lepas dari tangan
dingin para Ibu yang mampu mencetak anak-anak yang kompetitif sekaligus
berakhlak mulia.
Pesan ini menjadi pengingat
bagi seluruh elemen bangsa bahwa mengabaikan kesejahteraan dan kesehatan mental
seorang Ibu sama saja dengan meruntuhkan fondasi sebuah negara. Ucapan selamat
ini adalah bentuk pengakuan tulus atas dedikasi tanpa batas yang seringkali
tidak terlihat oleh mata dunia, namun dirasakan oleh setiap jiwa. (AM2GA)
"Terima kasih untuk setiap tetes keringat dan doa
yang menembus langit. Ibu, engkaulah cahaya peradaban yang tak pernah
padam."