Tangsel,
26 Desember 2025 – Frustrasi memuncak. Puluhan warga
Ciputat Raya tak tahan lagi dengan tumpukan sampah yang membusuk di pinggir
jalan. Malam Minggu lalu, 25 Desember sore, mereka beramai-ramai membawa
karung-karung sampah ke depan pintu gerbang utama Balai Kota Tangsel, Jalan
Jenderal Sudirman. Aksi protes diam ini seperti tamparan keras: "Kami
sudah muak nunggu solusi!"
"Sampah di depan
rumah kami sudah seperti gunung mini, bau menyengat sampe masuk rumah.
Larang-larang mulu, tapi truk pengangkutnya mana?" keluh Bu Siti, ibu
rumah tangga asal Kampung Tengah, yang ikut aksi. Ia mengaku warga sudah lapor
berkali-kali via aplikasi SmartTangsel sejak November, tapi responsnya nol
besar. Data Dinas Lingkungan Hidup Tangsel per November 2025 memang mencatat
1.200 ton sampah harian overload, dengan 30% tak keangkut tepat waktu akibat
armada rusak.
Solusi
Segera yang Bisa Dilakukan Pemkot Tangsel:
- Tambah Armada Darurat: Sewa 20 truk tambahan dalam 48 jam, seperti yang dilakukan Jakarta saat banjir sampah 2023.
- Revitalisasi TPS3R: Bangun 5 Tempat Pengelolaan Sampah Reduce-Reuse-Recycle baru di pinggiran kota, libatkan swadaya masyarakat.
- Aplikasi Real-Time: Upgrade SmartTangsel dengan fitur tracking truk sampah GPS, plus hotline 24 jam untuk laporan darurat.
- Audit Internal: Bentuk tim independen audit Dinas Lingkungan dalam 7 hari, publikasikan hasilnya untuk transparansi.
Aksi ini jadi pengingat
pahit: janji "Tangsel Bersih 2025" mulai pudar. Jika tak ditangani
cepat, warga bisa ulangi demo lebih besar. Pemkot Tangsel, saatnya
bergerak—sebelum sampah protes jadi gunung beneran! (AM2GA)
.jpg)